PABRIK NPK PIM TAMBAH KAPASITAS PRODUKSI PUPUK NPK NASIONAL

Berita147 Dilihat

Laskarmedia, Lhokseumawe

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik NPK Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, Lhokseumawe, Aceh, Jumat, 20 Januari 23). Pabrik dengan nilai investasi sekitar Rp 1,7 triliun ini memiliki kapasitas produksi 500.000 ton per tahun.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Bakir Pasaman mengatakan bahwa pabrik baru yang dimiliki PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) ini adalah karya anak bangsa, karena mengadopsi teknologi proses kimia milik PT Petrokimia Gresik yang notabene anak perusahaan Pupuk Indonesia dan perusahaan EPC sesama BUMN, yaitu PT PP.

“Sebagai BUMN yang berperan dalam penyediaan pupuk untuk kebutuhan nasional, kehadiran pabrik NPK PIM menjadi wujud nyata dalam memenuhi kebutuhan petani.

Bakir mengungkapkan, kehadiran pabrik NPK PIM menambah kapasitas produksi NPK Pupuk Indonesia Grup menjadi 3,7 juta ton per tahun dari yang sebelumnya sekitar 3,2 juta ton. Saat ini, kebutuhan NPK nasional diproyeksikan sekitar 13,5 juta ton dengan catatan sebagian besar berasal dari produsen pupuk swasta dan pupuk impor.

“Produk pupuk dari pabrik NPK PIM ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh, termasuk juga untuk kebutuhan pupuk non subsidi,” ujar Bakir.

Lebih lanjut Bakir menjelaskan bahwa, PT PIM yang merupakan anak perusahaan Pupuk Indonesia, juga memiliki pabrik pupuk urea yaitu PIM 1 dan PIM 2 yang masing-masing berkapasitas 570.000 ton per tahun, sehingga total kapasitas produksi PT PIM sekitar 1,14 juta ton per tahun.

Pabrik PIM 1 sendiri sempat tidak beroperasi sejak tahun 2012 karena tidak mendapat pasokan gas. Namun sejak awal 2022 lalu, pabrik ini berhasil diaktifkan kembali setelah memperoleh pasokan gas, sehingga turut memperkuat kemampuan PT PIM dalam pemenuhan kebutuhan pupuk nasional.

Presiden RI ,Joko Widodo dalam sambutannya, mengatakan bahwa hampir semua negara di dunia saat ini mengalami krisis pangan yang disebabkan salah satunya oleh masalah pupuk.

Jokowi menjelaskan bahwa tingginya harga pupuk disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah konflik Rusia dengan Ukraina. “Akhir-akhir ini setiap saya ke desa dan sawah bertemu para petani selalu ada keluhan tentang pupuk, apalagi pupuk bersubsidi. Kebutuhan pupuk (NPK) di Indonesia 13,5 juta ton sementara yang dipenuhi baru 3,5 juta ton. Ini yang harus kita atasi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian BUMN atas keberhasilan mengoperasikan kembali Pabrik PIM-1. “Saya lihat di Aceh ini ada dua pabrik pupuk yang bertahun-tahun tidak beroperasi karena kurangnya pasokan gas. Lalu saya tugaskan Menteri BUMN untuk menjalankan.

“Soal kebutuhan gas, nanti kita carikansehingga kendala pupuk bisa diatasi karena bagaimanapun juga pupuk merupakan kebutuhan dasar kita”, tambah Presiden.

Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan bahwa pembangunan pabrik NPK PIM ini merupakan salah satu upaya BUMN dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, terutama mengenai ketahanan pangan.

“Proyek ini juga akan memberikan multiplier effek bagi perekonomian masyarakat Aeh dan diproyeksikan menambah PDRB Aceh sebesar 4,13%”, kata Menteri BUMN. (LM-074)