Nelayan Sungailiat Bangka Resah, Alur Muara Air Kantung Semakin Dangkal

Berita, Daerah566 Dilihat

Laskarmedia.com, Babel. Terjadinya pendangkalan alur muara Air Kantung Sungailiat yang begitu segnifikan membuat aktifitas keluar masuk perahu dan kapal para nelayan terganggu.

Pendakalan ini sendiri menurut info yang di dapat bahwa pasca pencabutan ijin lingkungan PT. Pulomas Sentosa yang melakukan pengerukan pasir didaerah terbut.

Merasa terganggu, puluhan masyarakat perwakilan nelayan
dari berbagai lingkungan asal Kota Sungailiat, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, bersama dengan pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bangka menggelar “Aksi Damai” di lokasi alur muara Air Kantung Sungailiat, Senin (14/5/2022) siang.

Kegiatan aksi damai yang dilakukan secara spontan ini hanya berjalan 1 jam saja, yakni sekitar pukul 10.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.

Nampak hadir dalam aksi damai para pengurus Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSi) Kabupaten Bangka, yakni Tomi Suparman (wakil ketua IIII) dan Heri Ramadani (wakil ketua IV).

Menurut keterangsn salah seorang perwakilan nelayan asal Lingkungan Parit Pekir (Pelabuhan) Sungailiat, Suryadi (50) saat ditemui dilokasi aksi damai, mengaku dirinya sendiri selaku nelayan setempat sampai saat ini mengeluhkan soal kondisi alur muara Air Kantung, Sungailiat kini makin parah pendangkalan nya.

Dimana mengakibatkan perahunya dan termasuk nelayan Sungailiat lainnya saat ini pun tidak bisa melaut lantaran saat ini mengalami pendangkalan cukup parah.

“Kami benar-benar kesal. Sudah bertahun-tahun nasib kami seperti ini tak bisa melaut. Kami susah mencari nafkah hidup,” ujarnya Suryadi.

Keluh-kesah serupa juga disampaikan oleh seorang nelayan lainnya, Muhibin (60) ditemui di lokasi yang sama.

Muhibin mengaku kecewa terhadap pemerintah daerah yang dinilainya tak bisa memberikan solusi terbaik bagi masyarakat nelayan di Sungailiat ini.

“Rencananya saya mau tanami batang pisang di alur muara ini sebagai simbol bentuk rasa kekecewaan kami selaku nelayan,” ungkap Muhibin dengan mimik wajah kesal.

Masih dalam lokasi yang sama, Wakil Ketua III HNSI Kabupaten Bangka, Suparman menegaskan jika kedatangan dirinya bersama dengan pengurus HNSI Kabupaten Bangka lainnya.

Kehadirannya bersama teman-teman pengurus dan perwakilan nelayan asal Sungailiat tak lain sebagai wujud kekecewaan dan keprihatinan masalah terjadinya pendangkalan alur muara Air Kantung, Sungailiat.

“Rekan-rekan nelayan-nelayan kecil hari ini meminta Gubernur yang baru ini (Ridwan Djamaludin-red) agar turun ke lokasi ini biar menyaksikan langsung dan merasakan bagaimana penderitaan nelayan hari ini,” beber Suparman.

Sebaliknya, lanjut Suparman jika pihak pemerintah daerah tidak segera mencari solusi terbaik terkait kondisi alur muara Air Kantung Singailiat ini, maka HNSI Kabupaten Bangka bersama perwakilan nelayan Sungailiat berencana akan menemui
langsung Pj Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Bapak Ridwan Djamaludin. Guna menyampaikan aspirasi masyarakat nelayan Sungailiat ini.

“Apabila ke depannya tidak ada respon positif dari pemerimtah provinsi maka kami berencana akan menggelar aksi demo di kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung,” kilah Suparman.

Sementara itu, Heri Ramadani selaku Wakil Ketua IV ikut menambahkan jika saat ini hampir sebagian besar nelayan dari berbagai lingkungan di wilayah Sungailiat memgeluh dan pasrah terkait kondisi alur muara Air Kantung Sungailiat saat ini.

“Lihat saja di alur muara ini dijadikan masyarakat untuk ngelimbang (mendulang pasir timah-red). Lantas siapa sekarang yang harus bertanggung jawab ?,” tukas Heri.

Bahkan, pasca pencabutan ijin lingkungan PT. Pulomas Sentosa, kini berdampak terhadap para nelayan di sekitar sini. Terasa benar terjadinya pendangkalan.

“Dulu saat PT. Pulomas Sentosa masih beraktivitas, perahu dan kapal nelayan masih bisa lewat. Sekarang sejak dudah berhenti, air pasang dengan ketinggian 35 kapal tidak bisa lewat di tempat itu,” tutur Heri.

Heri pun turut mendesak Pj Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Bapak Ridwan Djamaludin untuk segera turun ke lapangan guna mendengar langsung aspirasi masyarakat nelayan setempat.

Karens walau bagaimana pun masalah ini tetap merupakan PR (Pekerjaan Rumah-red) bagi Pj Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang baru ini yang harus segera dikerjakan.

Dirinya menambahkan jika saat ini hampir sebagian besar nelayan dari berbagai lingkungan di wilayah Sungailiat mengeluh dan pasrah terkait kondisi alur muara Air Kantung Sungailiat saat ini.

Lebih jauh Heri menyebutkan bahwa persoalan alur muara Air Kantung, Sungailiat merupakan sentral ekonomi bagi masyarakat nelayan setempat.

Karena di alur muara Air Kantung ini merupakan akses keluar masuk perahu dan kapal para nelayan Sungailiat.

Artinya, masalah ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Bila para nelayan tidak melaut dampaknya terasa langsung kepada masyarakat. Masyarakat susah makan ikan.

Dimana ikan adalah identik untuk kebutuhan lauk pauk pelengkap nasi. Dan juga merupakan sumber protein yang baik bagi masyarkat. (LM-136).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *