Laskarmedia.comMBAY-Senin 01 Agustus 2022, sejumlah masyarakat Ulupulu Ndora dan Rendu Butowe Kabupaten Nagekeo NTT mengobok-obok Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nagekeo perihal ketidakjelasan penyelesaian proses ganti rugi lahan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Waduk Mbay/Lambo.
Masyarakat dikejutkan dengan penemuan sekian banyak dokumen milik warga terdampak yang tertahan di BPN dan belum dilakukan proses validasi.
Bahkan, terdapat salah satu warga masyarakat Rendu Butowe atas nama Pampilus Kapa, yang sudah memiliki kwitansi pembayaran namun tidak memiliki dokumen untuk dikirim ke BWS NT 2 dan diteruskan ke LMAN.
Tokoh masyarakat Rendu Wunibaldus Wedo kepada Laskarmedia.com di Kantor BPN Nagekeo Senin 01 Agustus 2022 mengancam akan bersama masyarakat terdampak waduk untuk melakukan pemblokiran terhadap sejumlah aktifitas di lokasi pembangunan waduk Mbay/Lambo.
“Kami harap hari ini BPN Nagekeo harus tuntaskan semua persoalan yang kita temukan hari ini, ada yang belum kirim, tanpa dokumen, dan kami jaga sampai semuanya selesai. Apabila tidak secepatnya dibereskan, kami akan blokir semua aktifitas diatas tanah kami”.Ujar Dus Wedo dengan nada marah.
Hal senada juga ditegaskan salah satu tokoh Ulupulu, Laurensius Pe. Menurut Laurens, pihaknya akan melakukan blokade dilokasi waduk, dan akan melakukan aksi lebih besar ke pemerintah untuk melakukan penolakan terhadap pembangunan waduk.
“BPN jangan tipu kami, kami tunggu sudah terlalu lama, dan sampai detik ini ganti rugi tidak jelas. Kami akan blokir semua aktifitas di atas, catat itu baik – baik”.tegas Laurensius.
Terkait dengan amburadulnya dokumen yang ada di BPN, masyarakat menduga bahwa BPN Nagekeo sedang melakukan manipulasi data untuk kepentingan yang tidak diketahui.
“Ini sudah ada niat kurang baik dari BPN, karena yang kita temukan hari ini, banyak data yang tidak dikirim dan bahkan ada yang tidak memiliki dokumen. Kita duga BPN sedang memanipulasi data untuk kepentingan siapa, hanya mereka yang tau. Kami harap, semua elemen untuk kawal sama – sama kinerja BPN, karena kita liat sudah ada yang tidak beres”.Kata Arnoldus Aru, salah satu tokoh Rendu.(LM/132).