LASKARMEDIA.COM – Medan, Di tengah pendemi Covid-19, perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia tidaklah semeriah tahun-tahun sebelumnya. Semua kegiatan dibatasi demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang mematikan ini, namun juga tidak menghalangi untuk merayakan hari bersejarah bagi bangsa ini.
Berbagai perlombaan digelar untuk mengenang perjuangan kusuma bangsa dalam merebut kemerdekaan. Seperti halnya yang dilakukan Rumah Literasi Ranggi yang terletak di komplek perumahan Persatuan Wartawan Indonesia Sumatera Utara (PWI Sumut) Jalan PWI, Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumut.
Rumah Literasi yang berdiri di lahan eks PTP ini umumnya dikelilingi oleh warga kurang mampu. Bahkan sejumlah anak tidak sekolah karena keterbatasan ekonomi. Namun, di Rumah Literasi ini sejak masa pandemi diramaikan anak-anak dengan berbagai kegiatan yang mendidik.
Mereka didampingi oleh berbagai relawan belajar berhitung dan membaca, menari, membaca puisi dan lainnya. Minat dan bakat mereka digali di rumah panggung yang dibangun bergaya adat Melayu berbahan baku kayu pilihan ini.
Rumah Literasi Ranggi juga dilengkapi dengan perpustakaan dan media belajar. Bahkan tersedia jaringan internet gratis bagi anak-anak yang belajar secara daring.
Dalam perayaan HUT ke-76 Kemerdekaan RI, Rumah Literasi Ranggi berkolaborasi dengan Ikatan Duta Remaja Medan menggelar berbagai perlombaan dan kegiatan untuk anak-anak “pinggiran” ini, di antaranya Diskusi Dongeng Kemerdekaan, dan Fun Games.
Semua kegiatan dan lomba digelar dengan mematuhi protokol kesehatan. Semua peserta diwajibkan mencuci tangan terlebih dahulu, memakai masker, dan diperiksa suhu tubuh.
Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan penghormatan kepada sang Merah Putih. Keceriaan anak-anak mewarnai berbagai kegiatan yang digelar. Mereka sejenak melupakan persoalan yang mereka hadapi.
Mereka tertawa lepas, tertawa bahagia ketika berhasil memenangkan perlombaan, yang semua itu tidak mereka dapatkan selama ini. Selama ini mereka sibuk membantu orangtua mereka mencari nafkah. Tidak ada waktu untuk bermain dan bersenang-senang dengan teman-teman.
Sejak Rumah Literasi Ranggi berdiri sejalan dengan masa pandemi, anak-anak pinggiran itu setiap Sabtu dan Minggu mendapat bimbingan belajar dan pengembangan minat dan bakat secara gratis.
Ranggini, sang pendiri dan ketua Yayasan Rumah Literasi Ranggi, yang juga pensiunan wartawati TVRI ini mengatakan, tujuan didirikan Rumah Literasi ini berlatar belakang dari minimnya perhatian orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya.
Ini disebabkan oleh faktor ekonomi dan berbagai masalah sosial. Ditambah situasi pandemi Covid-19 banyak orang kehilangan pekerjaan dan penghasilan ekonomi yang berakibat anak putus sekolah.
Rumah Literasi Ranggi bersama para relawan bergerak menjemput anak-anak yang putus sekolah untuk dibimbing dan diberikan keterampilan. Tidak tertutup juga bagi anak-anak sekolah namun minim fasilitas belajar daring bisa mereka dapatkan di Rumah Literasi ini.
“Mudah-mudahan Rumah Literasi Ranggi ini bisa mengantarkan mimpi anak-anak kurang mampu untuk menggapai cita-cita,” harap Ranggini.
Pandemi tidaklah membatasi untuk berbuat yang terbaik bagi lingkungan, namun juga menciptakan kreativitas dengan berbagai kegiatan yang pada akhirnya juga mampu meningkatkan imunitas. (stk/rel)