Laskarmedia.com,Mbay-Kematian tragis Heribertus Tonga pada Minggu 03 Maret 2024 lalu, masih menyisakan pertanyaan besar publik Nagekeo. Pasalnya, keluarga menduga ada yang janggal dari kejadian tragis yang menimpa almarhum Heribertus Tonga hingga merenggut nyawa di selokan sekunder irigasi Mbay.
Perihal kematian tidak wajar yang dialami Heribertus Tonga, keluarga maupun publik Nagekeo memberikan atensi kepada pihak kepolisian untuk menyelidiki apa penyebab utama kematian Heribertus Tonga di selokan beberapa waktu lalu.
Hasil olah TKP yang dilakukan oleh Reserse Polres Nagekeo, almarhum Heribertus Tonga ditemukan meninggal di jembatan putus Pomakeke Desa Aeramo Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
Sudah menjadi rahasia umum, publik Kota Mbay atau Nagekeo secara umum mengetahui,bahwa Heribertus Tonga menjadi salah satu korban dari sederetan korban lain yang meninggal tidak wajar di selokan irigasi Mbay.
Hal ini tentunya menjadi PR besar bagi Polres Nagekeo dalam mengungkapkan kasus – kasus kematian tidak wajar yang masih misteri penyebabnya hingga kini.
Banyaknya kasus kematian di selokan/parit sekunder irigasi Mbay yang belum satupun berhasil diungkap, menjadi tanda tanya besar publik Nagekeo dan bertanya, ada apa dengan kinerja Polres Nagekeo?
Mampukah Polres Nagekeo membuka tabir kematian yang penuh dengan kejanggalan itu.
MENANTI HASIL AUTOPSI HERIBERTUS TONGA
Sebelum dikebumikan tanggal 05 Maret 2024 lalu, almarhum Heribertus Tonga di autopsi oleh Dokter Forensik Polda NTT dengan memberikan pernyataan paling lambat hasilnya diketahui satu setengah bulan.
Kepada Laskarmedia.com Senin 03 Juni 2024, Kuasa Hukum Keluarga Muhamad Dedi Ingga, SH mengatakan terkait kasus yang menimpa almarhum Heribertus Tonga, pihaknya belum mendapat konfirmasi terkait hasil autopsi oleh penyidik Polres Nagekeo hingga saat ini.
Kata Dedi Ingga, yang mengajukan autopsi terhadap almarhum Heribertus Tonga adalah penyidik Polres Nagekeo dengan menggunakan laporan Model A. Maka, pihaknya tetap menanti hasil autopsi dari pihak Polres Nagekeo.
Tambahnya lagi, hingga saat ini pihak Polres Nagekeo belum memberikan informasi terkait hasil autopsi.
“Yang mengajukan autopsi itu kan pihak Polres sendiri menggunakan laporan model A. Jadi, kami maupun keluarga menanti hasil dari Polres itu sendiri. Sudah sejauh mana keseriusan dan langkah yang ditempuh pihak kepolisian dalam mengungkapkan kasus ini”.ungkap Dedi Ingga melalui phone selular Senin 03 Juni 2024.
Kapolres Nagekeo AKBP Andrey Valentino,S. I. K di ruang kerjanya Senin 03 Juni 2024, kepada Laskarmedia.com mengatakan bahwa kepada publik Nagekeo maupun keluarga almarhum, tetap bersabar untuk menunggu hasil autopsi yang telah dilakukan oleh petugas forensik melalui dokter autopsi Polda NTT beberapa waktu lalu. Proses penyidikan dan penyelidikan masih tetap dilaksanakan sambil menunggu informasi hasil autopsi.
“Pada intinya, masyarakat harus tetap yakin dan percaya pada profesionalisme penegak hukum. Tidak ada intervensi dari siapapun. Kita tidak ada kepentingan di sini. Yang terpenting proses penyelidikan dan penyidikan tetap kita laksanakan. Sekarang kita lagi menunggu hasil forensik dari dokter autopsi. Secepatnya, ada kabar nanti kita sampaikan ke publik. Terkait kerja – kerja kita, sudah ada bukti satu kasus kemarin di towak yang awalnya lakalantas, namun karena ada kejanggalan, kita proses dan berkasnya sudah P21”.ujar AKBP Andrey. (LM/132).