Laskarmedia.com, Pangkalpinang- dua dari tiga nelayan pancing tenggelam terbawa arus di belantaran alur Sungai Jembatan Emas Pangkalpinang, Selasa sore (2/11) dinyatakan meninggal dunia.
Kedua korban tersebut bernama Ali (61) warga Air Salemba dan Ahak (60) warga Lembawa. Sementara korban yang selamat bernama Hamiau (40) warga Air Salemba Pangkalpinang.
Kejadian ini sempat bikin heboh warga Pangkalpinang. Mengingat daerah itu sendiri selalu ramai hilir mudik kendaraan.
Dari keterangan saksi mata, Achan (54) warga Lembawai yang juga rekan korban saat memancing mengatakan kejadiannya bermula sekitar pukul 09.30 Wib mereka ber-empat pergi memancing ikan jenis berujung ke arah alur sungai Jembatan Emas. Sesampai dilokasi mereka berempat langsung mempersiapkan peralatan pancing.
Dikarenakan kondisi air laut sedang surut, lanjut Achan, ketiga kawannya memutuskan untuk turun ke perairan berendam sambil memancing. Tanpa menggunakan alat keselamatan. Sedangkan dirinya memutuskan memancing di bibir sungai.
Sekitar pukul 12 15 Wib air sungai mulai pasang dan berarus. Mereka bertiga pun memutuskan untuk naik kedarat. Namun sangat disayangkan ketika Ali dan Ahak berusaha naik kedarat gagal. Malahan mereka berdua terseret arus hingga ketengah dan menghilang. Sedangkan Hamiau berhasil menyelamatkan diri.
“Melihat kejadian tersebut, saya langsung melaporkan dan meminta bantuan kepada Tim TRC BPBD Babel dan Pos Pengawas DKP Babel yang sedang Piket,” ujar Achan seraya menyebutkan bahwa Petugas DKP langsung menghubungi Pol Airud untuk mendapat bantuan.
Sekitar pukul 13.15 Wib Tim SAR Gabungan langsung menyisir area TKP dengan menggunakan 2 unit perahu nelayan. Upaya pencarian pun berbuah hasil. Dimana sekitar pukul 13.40 Wib korban pertama bernama Ahak berhasil ditemukan. Korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Selang 10 menit kemudian kembali Ditemukan korban atas nama Ali. Juga dalam tidak bernyawa lagi. Kedua korban di evakuasi ke dermaga TPI Pangkalpinang dan selanjutnya dibawa ke RSUD Depati Hamzah untuk di visum.
Ditempat terpisah, Kepala BPPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Mikron Antariksa kepada Laskar Media, Rabu (311) menyebutkan bahwa berdasarkan keterangan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengingatkan potensi fenomena La Nina di Indonesia, termasuk di wilayah Bangka Belitung. Salah satunya adalah perubahan cuaca yang tidak menentu.
Menurut Mikron bahwa perubahan cuaca bisa berubah cukup drastis dari hujan ke panas. Atau dari panas ke hujan. Biasanya juga disertai angin kencang. Hal ini memengaruhi dengan kondisi air laut pasang dan arus kencang.
“Kami menghimbau kepada masyarakat terutama kepada para nelayan untuk tetap siaga dan waspada ditengah fenomena La Nina ini. selain itu untuk melihat faktor alam dan tanda-tanda alam,” pinta Mikron seraya mengucapkan turut berlangsungkawa kepada keluarga korban yang mendapat musibah. (LM-136)